PERBEDAAN POLA DESAIN EKSPERIMENTASI KAMPANYE GERILYA DENGAN PRODUKSI SENI RUPA PENYADARAN DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.36080/kvs.v4i1.234Kata Kunci:
eksperimentas seni, kampanye gerilya, seni performatif, industri desain, seni kontemporerAbstrak
Dalam beberapa dekade kampanye gerilya telah mewarnai dunia periklanan di Indonesia. Walaupun tidak terlalu aktif produksi karyanya namun perkembangan kreatifitas pada medium ini dapat dinyatakan signifikan. Berawal dari inspirasi yang terjadi di dunia kreatif luar negeri para desainer aktivasi di Jakarta pada khususnya mulai banyak melakukan eksperimentasi pada pendekatan-pendekatan karyanya. Di lain pihak skena seni rupa kontemporer juga berkembang pesat. Dengan hadirnya teknologi internet dan digital yang memungkinkan banyaknya informasi dari luar dapat ditransfer dalam waktu yang relative sangat singkat. Seni performatif adalah yang termasuk dalam golongan ‘naik daun’ itu. Seni performatif bahkan disebut-sebut sebagai cikal bakal yang mengantarkan seni rupa Indonesia bergerak ke mazhab kontemporer melalui peristiwa Desember Hitam oleh GSRB (Gerakan Seni Rupa Baru) tahun 1975. Saat ini secara kasat mata karya-karya seni dan desain tersebut diatas berkembang bebas atas nama globalisasi, sehingga memungkinkan indikator-indikator pembuatannya tersebut menyaru dan sulit kembali untuk diidentifikasikan mana karya seni dan mana karya desain. Dalam ranah filosofis mungkin hal ini mubazir untuk dibedah karena memang pada dasarnya kedua hal tersebut metupakan satu kesatuan siklus kerja. Namun dalam ranah profesi di mekanisme industry yang berbeda penulis merasa penting untuk menjabarkan duduk perkaranya. Oleh karena itu penelitian ini ingin menguraikan perbedaan metode kerja industry di medan seni kontemporer dan kerja industry desain komunikasi visual pada konteks hari ini berdasarkan studi kasus produk kampanye viral di kota urban (Jakarta-Bandung) dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun terakhir.